UNTUK Anda yang sedang menunda kehamilan, mungkin pernah bertanya-tanya. Apakah precum mengandung banyak sperma hingga membuat Anda hamil? Apakah juga bisa hamil jika penis ditarik sementara precum ada di seluruh vagina, lalu beberapa menit kemudian penis kembali penetrasi?
Precum (cairan pra-ejakulasi) adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar bulbourethral yang berbentuk seperti pai (kelenjar Cowper) pada pangkal penis. Ketika seorang pria terangsang, cairan bersifat alkali yang bening—dianggap bebas sperma—dilepaskan untuk melumasi uretranya (tabung yang membawa air seni dan sperma keluar dari tubuhnya).
Jika penisnya bisa terlihat, kemungkinan Anda akan dapat melihat cairan itu. Tapi tentu akan tidak terlihat jika penis ada di dalam vagina atau mulut Anda. Anda hanya merasakan bahwa daerah tersebut sudah lembap.
Cairan bening ini berfungsi menyiapkan sperma bisa melewati perjalanan “menyenangkan” dan “aman” ketika penis ejakulasi. Precum yang keluar sebelum ejakulasi tidak menyebabkan kehamilan. Demikian menurut Betty Confidential.
Akan tetapi, jika precum keluar setelah pasangan baru saja ejakulasi (bersiap ejakulasi berikutnya), maka bisa jadi cairan ini mengandung sperma yang berasal dari sperma yang masih menempel pada saluran penis. Untuk menghindari kehamilan, menarik penis keluar bukanlah metode kontrasepsi yang tepat.
Tapi, banyaknya sperma yang tersisa di uretra sebagai akibat ejakulasi sebelumnya, dapat bercampur dengan precum. Dan, jika “perenang kecilnya” membuat jalan menuju vagina, maka Anda bisa hamil.
Anda juga harus tahu bahwa cairan bening ini dapat menularkan penyakit menular seksual, seperti HIV dan hepatitis. Dan penyakit lain, seperti herpes, bisa tertular hanya dengan saling menggesekkan alat kelamin masing-masing.
Karena cairan pra-ejakulasi dapat menyebabkan kehamilan, maka ngeseks lah dengan cara aman, yakni menggunakan kondom. Jika Anda ingin memanfaatkan pelumas berbasis air, pasangan pria akan memahami bahwa bergesekan alat kelamin dengan Anda masih akan terasa menyenangkan.
Precum (cairan pra-ejakulasi) adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar bulbourethral yang berbentuk seperti pai (kelenjar Cowper) pada pangkal penis. Ketika seorang pria terangsang, cairan bersifat alkali yang bening—dianggap bebas sperma—dilepaskan untuk melumasi uretranya (tabung yang membawa air seni dan sperma keluar dari tubuhnya).
Jika penisnya bisa terlihat, kemungkinan Anda akan dapat melihat cairan itu. Tapi tentu akan tidak terlihat jika penis ada di dalam vagina atau mulut Anda. Anda hanya merasakan bahwa daerah tersebut sudah lembap.
Cairan bening ini berfungsi menyiapkan sperma bisa melewati perjalanan “menyenangkan” dan “aman” ketika penis ejakulasi. Precum yang keluar sebelum ejakulasi tidak menyebabkan kehamilan. Demikian menurut Betty Confidential.
Akan tetapi, jika precum keluar setelah pasangan baru saja ejakulasi (bersiap ejakulasi berikutnya), maka bisa jadi cairan ini mengandung sperma yang berasal dari sperma yang masih menempel pada saluran penis. Untuk menghindari kehamilan, menarik penis keluar bukanlah metode kontrasepsi yang tepat.
Tapi, banyaknya sperma yang tersisa di uretra sebagai akibat ejakulasi sebelumnya, dapat bercampur dengan precum. Dan, jika “perenang kecilnya” membuat jalan menuju vagina, maka Anda bisa hamil.
Anda juga harus tahu bahwa cairan bening ini dapat menularkan penyakit menular seksual, seperti HIV dan hepatitis. Dan penyakit lain, seperti herpes, bisa tertular hanya dengan saling menggesekkan alat kelamin masing-masing.
Karena cairan pra-ejakulasi dapat menyebabkan kehamilan, maka ngeseks lah dengan cara aman, yakni menggunakan kondom. Jika Anda ingin memanfaatkan pelumas berbasis air, pasangan pria akan memahami bahwa bergesekan alat kelamin dengan Anda masih akan terasa menyenangkan.
0 komentar:
Posting Komentar