Tanya :
Saya menikah sekitar 3 bulan lalu. Pertama kali melakukan hubungan dengan suami hubungan dihentikan karena rasa sakit. Lama setelah penis berhasil masuk ternyata hanya mampu bertahan tak lebih dari 2 menit. Apa itu normal? Karena kami tak ingin terburu-buru hamil suami mengeluarkan cairan di luar. Apa itu benar-benar bisa aman? Pada saat penetrasi dan setelahnya cairan yang keluar dari vagina sangat banyak. Seberapa biasanya keadaan normalnya? Adakah pengaruh dengan pembuahan?
Jawab :
Ejakulasi dini adalah ejakulasi yang terlalu cepat terjadi dihitung dari terjadinya ereksi. Batasan waktunya relatif tergantung juga dari kebutuhan pasangannya, akan tetapi biasanya dikatakan ejakulasi dini bila ejakulasi terjadi dalam waktu kurang dari 3 menit. Akan tetapi pada saat hubungan pertama kali dengan suami tersebut sempat terjadi kesulitan penetrasi penis ke dalam vagina. Sehingga bila dihitung, maka jarak antara ereksi dengan ejakulasi kemungkinan lebih dari 3 menit, dan berarti masih dalam batas kewajaran. Bagaimana dengan hubungan-hubungan selanjutnya, apakah setelah tidak ada kesulitan penetrasi penis ke dalam vagina waktu ejakulasi masih sangat singkat.
Pengeluaran cairan (ejakulasi) yang dilakukan di luar vagina, atau sering disebut dengan senggama terputus (coitus interuptus) sebagai salah satu metode kontrasepsi mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi. Karena cairan kental yang keluar dari penis pada saat ereksi sudah mengandung sel sperma walaupun dalam konsentrasi yang sangat kecil. Selain itu keterlambatan mengeluarkan penis juga menjadi penyebab kegagalan metode kontrasepsi ini. Risiko hamil akan lebih berkurang jika dikombinasi dengan metode pantang berkala (sistem kalender), yaitu dengan tidak melakukan hubungan seksual menjelang, pada saat ataupun sesudah masa subur Anda.
Cairan yang keluar dari vagina anda adalah cairan pelumas alamiah yang berfungsi untuk memudahkan penetrasi penis ke dalam vagina agar tidak terasa nyeri. Cairan tersebut juga berfungsi sebagai jalan sperma menuju sel telur (bila pas dengan waktu ovulasi) dengan cara berenang melalui cairan tersebut. Cairan tersebut akan diproduksi oleh sel mukosa vagina dan juga oleh kelenjar di sekitar vagina jika ada rangsangan, tidak ada batasan jumlah cairan yang normal diproduksi setiap kalinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar